Kamis, 10 Februari 2011

Pengaruh Teknologi Terhadap Kesehatan Pendengaran




Dampak Kesehatan akibat Teknologi

Dampak Kesehatan akibat Teknologi
Kita sekarang memiliki akses ke lebih banyak informasi, lebih banyak orang, lebih banyak tempat dari sebelumnya. Tetapi apakah itu baik untuk otak dan tubuh kita?
Ini adalah kenyataan hidup dalam tiga dekade terakhir, kita telah menjadi penghuni dunia digital dan hal ini bermanfaat terhadap  kesehatan kita dalam banyak hal. Kita yang baru didiagnosa dengan kondisi kesehatan tertentu (atau hanya bertanya-tanya apa yang salah) dapat menemukan jawaban hanya dengan beberapa klik. Namun ada juga hal-hal buruknya, mari kita baca dan temukan solusi dari para ahli untuk menghindarinya.
Kita memiliki akses ke lebih banyak informasi kesehatan dan pendukungnya jika kita sedang berhadapan dengan penyakit yang kita derita. Selain dapat mencari info mengenai penyakit-penyakit di internet, kita juga dapat memanfaatkan fitur aplikasi smartphone untuk mengingatkan jadwal minum obat, perencanaan pola makan dan rutinitas olahraga.
"Menggunakan teknologi untuk membantu orang mendapatkan kesehatannya sangat menarik," kata Giselle Mosnaim, MD, dari Rush University Medical Center di Chicago, yang menggunakan pesan peer-to-peer pada MP3 player untuk membantu remaja mengingat obat asma mereka.
Namun ada efek samping teknologi juga terhadap kesehatan, yang menyebabkan sakit, nyeri, pandangan kabur dan sejumlah gangguan pengeliatan lain, dan masalah kurangnya pendengaran.
"Bila digunakan dengan cara yang benar, teknologi luar biasa kuat dalam mengubah hidup kita menjadi lebih baik," kata Alan Hedge, PhD, direktur Universitas Cornell Human Faktor  dan Ergonomi Program. "Tetapi manusia tidak dirancang untuk dipasang ke komputer sepanjang hari." Jadi, apa yang manusia harus lakukan? Untungnya, ada beberapa solusi.


1. Masalah Pendengaran 



Jangan mendengarkan musik terlalu keras volumenya
 kebanyakan dari kita bisa mendengar baik-baik saja bahkan jika kita berdiri tepat di samping dentuman speaker rock band favorit kita. Tetapi studi menunjukkan bahwa gangguan pendengaran sekarang meningkat, karena populasi yang menua  telah mengalami kebisingan terus -menerus.
Sekitar 16 persen orang dewasa memiliki masalah pendengaran saat seseorang berbicara, dan diperkirakan 55 juta orang dewasa di atas usia 20 tahun telah kehilangan beberapa pendengaran frekuensi tinggi. Apakah kita pada risiko yang lebih besar hari ini karena kita terikat dua puluh empat jam, tujuh hari seminggu untuk mendengarkan MP3 kita? Mungkin.

Semakin bertambah usia kita, beberapa gangguan pendengaran tidak bisa dihindari akibat sel-sel halus dari telinga bagian dalam yang mengirimkan suara ke otak kehilangan fungsi. Tapi yang terkena suara keras terus-menerus, seperti musik yang didengarkan dengan volume tinggi, dapat menyebabkan sel-sel mati lebih cepat, kata Brian Fligor, ScD, direktur Audiologi diagnostik di Children's Hospital Boston.
Kerusakan pendengaran banyak tergantung pada kepekaan seseorang, genetika,  berapa lama dan keras volume lagu yang didengarkan.
Penelitian Dr Fligor menunjukkan bahwa 5 sampai 25 persen dari kita membiarkan MP3 player di setting terlalu tinggi. "Ketika menggunakan iPod atau MP3 player, saya memberitahu orang-orang,  “Anda dapat mendengarkan beberapa lagu keras, tetapi Anda tidak dapat mendengarkan lagu keras sepanjang hari.” kata Dr Fligor yang ternyata juga adalah mantan gitaris rock.

Lindungi Diri Anda: Bila Anda tipe orang yang selalu memutar MP3 saat sedang memakai komputer, jaga volume sekitar 60 persen dari maksimal. Atau batasi beberapa lagu saja bila ingin mendengarkan dengan volume tinggi. Karena kebisingan lingkungan menyebabkan kebanyakan orang mengubah volume terlalu tinggi, beli earphone untuk menghindari itu, namun jaga agar volumenya jangan terlalu tinggi juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar